Lalu
dirimu begitu ku rindu dan ku sayangi, namun kini ku meragunya
Sebab
kau tak lagi seperti yang lalu
Ku
terduduk oleh pikiran dan hubungan ini
Menerawang
jauh hingga menembus atap, bahkan kemilau langit saat hari mulai gelap
Hanya
angin dan angan yang meramaikan kesunyian malam itu
Dan juga
sesekali guntur memetik daun telingan sang alam
Awan pun
menjadi murung dan tanpa sadar ia telah menitikkan mutiara dari mata indahnya
Seakan
segala pun meratapi keterpurukan dan kebimbanganku, sehingga terdengar suaranya
yang merintih pedih
Semakin
larut ku semakin hanyut dengan keterpurukan ini, hingga ku tersadar karena
terpintas bayang yang seharusnya ku lupakan
Ku
berjuang terus sampai terhapus semua
Karena
dengan itu ku dapat melanjutkan semua
Rasakan,
bayangkan, pikirkan, lupakan, dan jalankan!!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus