Rabu, 25 Januari 2012

Seks dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Remaja

            Secara psikologi, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial yang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.

            Menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia delapan belas tahun, bukan dua puluh satu tahun seperti sebelumnya. Perpanjangan masa remaja, setelah individu matang secara seksual dan sebelum diberi hak serta tanggung jawab orang dewasa mengakibatkan kesenjangan antara apa yang secara populer dianggap budaya remaja dan budaya dewasa. Budaya kawula muda menekankan kesegaran dan kelengahan terhadap tanggung jawab dewasa. Budaya ini memiliki hierarki sosialnya sendiri, keyakinannya sendiri, gaya penampilannya sendiri, nilai-nilai dan norma perilakunya sendiri.
            Konformitas terhadap standar budaya kawula muda mempunyai dua efek yang serius dan mendasar. Pertama, konformitas menyebabkan alienasi dan protes terhadap budaya dewasa. Dan kedua, konformitas merupakan persiapan yang buruk untuk memasuki masyarakat dewasa yang ditandai oleh nilai-nilai dewasa. Para remaja yang harus mengikuti standar budaya kawula muda bila ingin diterima oleh kelompok sebayanya harus mempelajari standar perilaku dan nilai-nilai yang nantinya harus diubah sebelum mereka diterima oleh budaya dewasa, misalnya gaya pakaian dan tata rambut yang tidak rapih, yang didukung standar kawula muda saat ini tidak diterima oleh budaya dewasa dan harus diubah secara drastis kalau remaja dalam menyongsong, kenatangan secara hukum, ingin menjadi bagian dari budaya dewasa. Situasi yang seperti ini yang meresahkan, karena remaja pasti akan melakukan apa pun untuk diterima oleh kelompok.
            Apakah masa remaja selalu mengkhawatirkan? Kenapa masa remaja adalah masa yang rentan akan kehancuran? Bagaimana caranya agar remaja tidak terjerembab ke dalam pergaulan yang minim akan moral, terkhusus seks?
            Dalam makalah ini, penulis akan menjabarkan kecemasan-kecemasan yang dihasilkan remaja dan cara untuk mengatasi permasalahannya, terutama dalam bidang seks.

Masa Peralihan
            Bagi sebagian besar anak muda, usia antara dua belas dan enam belas tahun merupakan tahun kehidupan yang penuh kejadian sepanjang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan. Tak dapat disangkal, selama kehidupan janin dan tahun pertama atau kedua setelah kelahiran, perkembangan berlangsung semakin cepat, dan lingkungan yang baik semakin menentukan, tetapi yang bersangkutan sendiri bukanlah remaja yang memperhatikan perkembangan atau kurangnya perkembangan dengan kagum, senang atau takut.
Suatu analisa yang cermat mengenai semua aspek-aspek perkembangan dalam masa remaja, yang secara global berlangsung antara umur dua belas dan dua puluh satu tahun, akan mengemukakan banyak faktor yang masing-masing perlu mendapat tinjauan tersendiri.
            Dalam bukunya, Monks mendefinisikan “pemuda” dengan arti baru, yaitu suatu masa peralihan antara masa remaja dan masa dewasa. Masa usia tiga belas sampai dengan sembilan belas tahun menunjukkan perbedaan yang besar antara usia sekitar tiga belas tahun sampai dengan delapan belas tahun, lepas daripada perbedaan-perbedaan sosial-kultural dan seksual di antara para remaja sendiri.
            Dalam perkembangan kepribadian seorang maka remaja mempunyai arti yang khusus.. namun begitu, masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Secara jelas masa anak dapat dibedakan dari masa dewasa dan masa tua. Seorang anak masih belum selesai perkembangannya, sedangkan orang dewasa dapat dianggap sudah berkembang penuh, mereka sudah menguasai sepenuhnya fungsi-fungsi fisik dan psikisnya. Anak masih harus banyak belajar untuk dapat memperoleh tempat dalam masyarakat sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan bahagia. Anak belajar hal-hal ini melalui enkulturasi, sosialisasi, dan adaptasi aktif.
            Anak remaja sepertinya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka tidak termasuk golongan anak, tetapi mereka tidak pula termasuk golongan orang dewasa atau golongan tua. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisik maupun psikis. Ditinjau dari segi tersebut, mereka masih termasuk golongan kanak-kanak, mereka masih harus menemukan tempatnya dalam masyarakat.
Pada masa pertumbuhannya, kebanyakkan remaja “mencontek” gaya hidup para orang dewasa. Dalam masa pertumbuhannya, remaja sangat senant untuk melakukan hal-hal yang baru, mereka menginginkan kebebasan yang absolut, tanpa ada lagi batasan-batasan. Inilah yang sangat diinginkan oleh kebanyakkan remaja.
            Mereka kurang menyukai acara-acara yang berbau formil. Pada usia remaja, remaja sangat senang apabila mereka berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Biasanya, kebanyakkan dari mereka memiliki hobi atau kebiasaan yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Orang tua mereka tidak lagi bisa untuk mencampuri kehidupan mereka, disebabkan karena mereka menginginkan kebebasan yang absolut tersebut.
            Remaja ada dalam tempat marginal (Lewin, 1939). Berhubung ada macam-macam persyaratan untuk dapat dikaitkan dewasa, maka lebih mudah untuk dimasukkan kategori anak daripada dewasa. Baru pada akhir abad delapan belas, maka masa remaja dipandang sebagai periode tertentu lepas dari periode kanak-kanak. Meskipun demikian, kedudukan remaja dan status remaja berbeda dari pada anak. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan, karena remaja belum memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status kanak-kanak. Dipandang dari sisi sosial, remaja mempunyai suatu posisi marginal.
            Ausebel (1965) menyebut status orang dewasa sebagai status primer, artinya status itu diperoleh berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri. Status anak adalah status penjabaran, artinya tergantung daripada apa yang diberikan oleh orang tua dan masyarakat. Remaja ada dalam status interin sebagai akibat daripada posisi yang sebagian diberikan oleh orang tuanya dan sebagian diperoleh melalui usahanya sendiri yang selanjutnya memberikan prestise tertentu padanya. Status interin berhubungan dengan masa peralihan yang timbul sesudah pemasakan seksual (pubertas). Masa peralihan tersebut diperlukan untuk mempelajari remaja mampu memikul tanggung jawabnya nanti dalam masa dewasa.
            Meskipun antara masa kanak-kanak dan masa remaja tidak terdapat batas yang jelas, namun nampak adanya suatu gejala yang tiba-tiba dalam permulaan masa remaja, yaitu gejala timbulnya seksualitas (genital), hingga masa remaja ini atau setidak-tidaknya permulaan masa tersebut juga disebut masa pubertas. Dalam perkembangan maka keadaan ini begitu memberikan pengaruh terhadap fisik seseorang hingga perlu kiranya untuk meninjau hal itu secara khusus.
Istilah kata puber terambil dari kata puber (pubescent). Dalam kata Latinnya, pubescere berarti mendapatkan pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual. Bila selanjutnya dipakai istilah puber, maka yang dimaksudkan adalah remaja sekitar masa pemasakan seksual. Pada umunya masa pubertas terjadi antara dua belas sampai dengan enam belas tahun pada anak laki-laki dan sebelas sampai dengan lima belas tahun pada wanita.
Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Bila anak-anak beralih dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, anak-anak harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakkan dan juga harus mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.
Namun perlu disadari bahwa apa yang telah terjadi akan meninggalkan bekasnya dan akan mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru. Seperti dijelaskan oleh Osterrieth, “Struktur psikis anak remaja berasal daru masa kanak-kanak, dan banyak ciri yang umumnya dianggap sebagai ciri khas masa remaja sudah ada pada akhir masa kanak-kanak”. Perubahan fisik yang terjadi selama tahun awal masa remaja mempengaruhi tingkat perilaku individu dan mengakibatkan diadakannya penilaian kembali penyesuaian nilai-nilai yang telah bergeser.
Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada masa ini, remaja bukan lagi seotang anak dan juga bukan orang dewasa. Kalau remaja berperilaku sepert anak-anak, mereka akan diajari untuk bertindak sesuai umurnya. Kalau remaja berusaha berperilaku seperti orang dewasa, mereka sering kali dituduh terlalu besar untuk celananya dan dimarahi karena mencoba bertindak seperti orang dewasa. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbecda dan menetukan pola perilaku, nilai dan sigat yang paling sesuai bagi dirinya.

Ketertarikan Pada Seks
Meskipun minat pada seks ada pada semua anak atau semua usia, minat ini lebih besar setelah anak masuk ke sekolah, kelompok bermain, taman kanak-kanak, karena hubungan dengan teman sebaya bertambah erat, berbeda dengan waktu pergaulan mereka terbatas pada kelompok bermain di lingkungan sekitar rumah.
Sepanjang masa sekolah, minat pada seks meningkat, dan biasanya mencapai puncaknya selama periode perubahan pubertas. Karena perubahan ini terjadi terutamaselama tahun-tahun terakhir masa kanak-kanak, maka dapat dikatakan bahwa, mungkin terkecuali masa awal perkawinan tidak ada periode lain dalam kehidupan seks seperti periode akhir masa kanak-kanak yang berunpang tindih dengan masa puber.
Walaupun minat dan perhatian pada seks sebagian besar dipengaruhi kondisi lingkungan, terdapat pola minat yang hampir universal pada anak dalam budaya Amerika saat masa kini. Selama tahun pertama kehidupan, dalam proses mengeksplorasi tubuhnya, bayi cepat atau lambat akan menyentuh alat kelamin dan menemukan pusar, mereka senang memasukkan jari mereka ke dalam lubang tersebut. Selain permainan eksploratif ini, terdapat sedikit bukti minat anak pada seks sampai anak berusia antara dua dan tiga tahun.
Selama masa prasekolah atau di kelas satu pergaulan dengan teman sebaya tidak saha memperbesar minat melainkan juga sangat memperluas minat pada seks.
Ketika perubahan pubertas muali tampak, pada bagian luar tubuh atau tubuh teman sekelas, minat pada seks bergeser ke arah penyebab dan arti perubahan tersebut. Dengan tampilnya perubahan di bagian luar tubuh, ciri seks sekunder terdapat pula perubahan pada alat kelamin ciri seks primer. Perubahan ini menimbulkan perasaan baru yang membuat anak berpikir tentang arti perasaan tersebut, walaupun pada berbagai aspek seks yang paling menarik mereka ketika mereka masih kecil masih tetap ada, anak remaja sekarang menggeserkan pusat perhatian mereka pada perubahan pubertas. Tambahan minat baru pada minat lama inilah yang menjadi penyebab utama kesibukkan anak dengan seks.

Kesimpulan
            Masa remaja adalah masa di mana remaja sangat rentan dengan “kejatuhan”. Remaja sangat membutuhkan arahan yang benar dari pihak keluarga, pihak lingkungan atau dari pihak manapun, karena jika tidak, remaja akan jatuh dan akan mendapatkan identitas diri yang salah. Ini akan mengakibatkan masa depan si remaja menjadi hancur, atau minimal, hidup si remaja tidak ada arah.
            Sangat dibutuhkan kerjasama untuk menjaga dan mendidik remaja saat mereka baru mengalami akil balig, atau bahasa psikologinya, masa peralihan.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar